Kata amanah
seakar dengan kata iman. Ini berarti sikap amanah mempunyai korelasi erat dengan
iman seseorang. Orang beriman pasti memiliki sifat amanah. Orang yang tidak
amanah berarti tidak ada iman dalam dirinya, meskipun lidahnya menyatakan
beriman. Allah berfirman, ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.'' (QS 8:
27).
Sikap amanah
harus diwujudkan dalam semua aspek kehidupan. Orang yang memegang amanah
dituntut menjalankan dan menyampaikan kepada yang berhak menerimanya.
Firman-Nya, ''Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil ....'' (QS 4: 58).
Memiliki sikap
amanah penting dalam kegiatan muamalah. Sikap amanah yang dimiliki seseorang
dapat dijadikan tolok ukur mengangkatnya menjalankan tugas tertentu. Sebaliknya,
suatu urusan yang diserahkan kepada orang yang tidak amanah, maka urusan itu
akan berantakan. Sebab, orang yang tidak amanah berarti ia tidak profesional
menjalankan tugasnya.
Rasulullah SAW
menjelaskan, ''Apabila amanah telah disia-siakan, tunggulah saat
kehancurannya.'' Seorang sahabat bertanya, ''Ya Rasulullah, bagaimana maksud
menyia-nyiakan amanah itu?'' Nabi menjawab, ''Yaitu menyerahkan suatu urusan
ditangani oleh orang yang bukan ahlinya. Untuk itu tunggulah saat kehancuran
urusan tersebut.'' (HR Bukhari).
Khianat
merupakan lawan dari amanah. Sikap ini melekat pada orang yang kurang beriman.
Sikap khianat merupakan ciri orang munafik yang diekspresikan dengan menyalahi
janji dan apa yang telah dipercayakan kepadanya. Orang demikian digelari sebagai
makhluk terburuk yang sangat dibenci Allah.
Allah berfirman,
''Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah
orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang
yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka
mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut
(akibat-akibatnya).'' (QS 8: 55-56).
Sikap khianat
amat berbahaya bila berkembang dalam kehidupan suatu masyarakat. Sikap ini
merugikan orang yang dikhianati dan pelakunya.
Apabila sikap
khianat melekat pada seseorang, berarti saat itu telah lepas darinya sikap
amanah. Sebab, antara amanah dan khianat tidak mungkin berkumpul pada saat
bersamaan. Nabi bersabda, ''Tidak mungkin berkumpul iman dan kafir dalam hati
seseorang, dan tidak mungkin pula berkumpul sifat jujur dan dusta padanya
sekaligus, sebagaimana tidak mungkin berkumpul sifat khianat dan amanah padanya
secara bersamaan.'' (HR Ahmad).
Sikap amanah
harus dimiliki setiap individu, terutama para pemimpin. Dengan sikap amanah
diharapkan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka dapat dijalankan dengan baik
dan membawa kejayaan bangsa. Sebaliknya, apabila sikap khianat menjadi budaya,
maka bangsa ini akan semakin terpuruk. (Firdaus MA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar