Dalam surat al-Baqarah dikisahkan
tentang tiga golongan manusia. Pertama, suatu golongan yang menerima ajaran
Allah secara kaffah yang disebut sebagai orang-orang yang bertakwa.
Kedua, golongan
yang menolak ajaran Allah secara mutlak yang dikenal sebagai orang-orang kafir.
Golongan ini tidak saja menolak tapi juga memusuhi Islam, baik dengan perkataan
maupun perbuatan.
Ketiga ialah
golongan yang memiliki dua kepribadian, yakni berkepribadian Islam jika berada
di tengah-tengah kaum muslimin, dan berkepribadian ingkar ketika sedang di
antara orang-orang yang memusuhi Islam. Kelompok ini dinyatakan sebagai golongan
orang-orang munafik.
Meskipun ketiga
jenis golongan tersebut selalu ada dalam setiap perkembangan sejarah kehidupan
manusia, namun Al-Qur'an lebih banyak menceritakan golongan orang-orang munafik
karena keberadaan mereka di dunia dianggap sangat berbahaya.
Ciri-ciri orang
munafik tentu sangat bertentangan dengan sifat-sifat orang yang bertakwa.
Fudhail bin 'Iyadh mengumpamakan orang yang bertakwa seperti orang yang menanam
pohon kurma dan merasa takut akan tumbuh duri. Namun sebaliknya, orang munafik
bagaikan orang yang menanam duri tapi mengharapkan tumbuh kurma. Orang yang
bertakwa selalu beramal sembari merenungi dirinya dan merasa cemas jika amal
ibadahnya tidak diterima oleh Allah. Sedangkan orang munafik, sedikit beramal
tetapi membanggakan amalnya yang sedikit itu.
Sebagaimana
dituturkan oleh Rasulullah SAW, bahwa orang munafik mempunyai tiga ciri-ciri,
yakni kalau berbicara berbohong, bila berjanji mengingkari dan jika dipercaya
berkhianat. Apabila tiga ciri-ciri ini terdapat pada diri seseorang, maka dia
itulah orang munafik. Sesungguhnya, tidak ada penyakit yang lebih berbahaya dari
pada kemunafikan. Sebab kemunafikan adalah ibarat debu yang sangat lembut.
Terbangnya tidak terlihat, namun tiba-tiba tampak menebal di atas benda yang ia
hinggapi. Kemunafikan akan menutupi hati manusia, membuat titik-titik noda di
dalamnya, sehingga ruang hati menjadi gelap. Pada gilirannya, hati menjadi
sarang berbagai penyakit seperti sikap sombing, riya', ujub, dengki yang
menyebabkan anugerah Allah menjadi sulit untuk diraih.
Kemunafikan
merupakan puncak perbuatan dosa. Karenanya, membersihkan diri dari sifat
kemunafikan menjadi suatu keniscayaan. Sebab ia dapat merusak, menjatuhkan dan
menghancurkan agama. Seorang sufi mengatakan: seandainya dosa orang-orang
munafik bisa tumbuh seperti tanaman di muka bumi, maka tidak ada tempat bagi
seorang mukmin untuk berjalan oleh karena banyaknya dosa mereka. Maka itu, tidak
ada tempat yang layak bagi orang-orang munafik kecuali neraka yang paling dasar.
Na'udzubillah min dzalik! (Tatik Chusniyati)
sumber : rpbk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar