Di dalam
Al-Qur'an terdapat sebuah surat yang bernama Al-Hadid, yang artinya besi.
Tetapi isi surat
itu mengenai iman, infak dan cahaya. Lalu bagaimana
kaitannya?
Dalam ayat
pertama Surat Al-Hadid, Allah menginformasikan bahwa seluruh alam semesta ubu
bertasbih mengagungkan kebesaran-Nya. Ini, sebagaiaman dipahami dari ayat 2-6,
karena Allah lah yang menciptakan dan memilikinya.
Allah lalu
meminta manusia agar beriman dan mengorbankan sebagian kekayaan yang
sesungguhnya hanya dititipkanNya kepada manusia (ayat 7-10). Selanjutnya
dijelaskan bahwa orang yang menginfakkan hartanya itu sama artinya
denganmengutangi Allah. Orang itu di akhirat nanti akan memiliki nur
(cahaya) yang menuntun jalan mereka ke surga.
Sebaliknya orang
munafik, yang difahami sebagai mukmin yang tidak membuktikan iman dengan infak,
berada dalam kegelapan. Mereka meminta sejumput cahaya dari yang berinfak tadi,
tetapi mereka justru diminta kembali ke dunia untuk mencari cahaya itu dengan
berinfak, yang mustahil terjadi. Hari itu, dengan apapun, cahaya itu tidak dapat
dibeli (ayat 11-16).
Lebih lanjut
Allah mengharapkan kiranya sudah datang saatnya bagi manusia untuk
menghidupsuburkan batin mereka, yang dipahami dengan beriman dan berinfak, yang
dampaknya ditamsilkan senagaimana bumi menjadi hidup karena air. Mereka yang
beriman dan berinfak itulah yang pantas diberi titel pejuang (ayat
17-19).
Lalu Allah
mengingatkan bahwa kesenangan di dunia ini hanyalah sementara, sebagaimana
tanaman yang tumbuh subur kemudian layu dan mati. Terserah pada manusia apakah
sewaktu di dunia akan memilih azab atau kah ridho Allah di akhirat. Karena itu
segeralah memutar haluan. Jangan sampai menunggu bencana datang karena kikir
(ayat 20-24).
Akhirnya Allah
mengisahkan bagaimana para nabi dilengkapi dengan mukjizat, wahyu dan kemuliaan.
Dan terakhir Allah memanggil kaum beriman agar bertakwa dan terus-menerus
meningkatkan keimanan. Dengan demikianlah mereka akan memperoleh dua karunia
besar sekaligus, yaitu martabat yang tinggi dan kemampuan berbuat kebajikan, di
samping memperoleh cahaya yang menuntun kebahagiaan di dunia dan ke dalam surga
di akhirat (ayat 25-19).
Demikianlah,
inti surat itu
adalah dorongan agar manusia beriman dan berinfak, dan banyak sekali berbicara
tentang cahaya. Hal itu kiranya berarti bahwa iman dan infak itulah yang
membuahkan cahaya. Sebaliknya bila kita kurang beriman dan kuang infak,
kehidupan kita tentu akan kelam. Apalagi bila yang diambil bukan hak kita, maka
enath bagaimana pekatnya kehidupan, dan di akhirat akan terperosok ke dalam
jurang neraka.
Dan karena
anjuran tentang iman dan infak ini terdapat di dalam Surat Al-Hadid yang berarti
besi, kiranya maksudnya adalah bahwa bila manusia beriman dan berinfak,
dampaknya akan begitu kuat seperti besi. Wallaahu A'lam. (Prof. Dr.
Salman Harun)
sumber : rpbk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar